Terkadang aku merindukan senyum itu, tapi terkadang aku juga sudah mulai melupakan bagaimana dulu aku begitu membutuhkannya.
Dulu, beberapa bulan yang lalu, beberapa minggu yang lalu, aku masih sangat berharap dia akan datang dan tersenyum seperti caranya tersenyum kepadaku. Aku selalu berharap, mungkin di tengah perjalanan aku akan berpapasan dengannya.
Hingga hari itu, hari dimana aku benar-benar bertemu dengannya secara tidak sengaja. Seharusnya aku senang dengan pertemuan tak terduga itu, tapi tidak. Aku menyesali pertemuan itu. Aku menyesali mengapa aku harus tau keadaan yang sebenarnya. Dia bukan lagi dia yang dulu aku kenal. Dia bukan lagi dia yang selalu membuat hatiku melambung tinggi dibuatnya, bukan. Dia bukan dia yang dulu.
Mungkin, aku sudah tak ada di hatinya seperti dia yang selalu ada di hatiku. Mungkin hari-harinya bukan lagi untuk merindukan aku, seperti aku yang selalu merindukannya. Mungkin dia tak lagi kesepian seperti aku yang selalu merasa kesepian tanpa kehadirannya.
Dia tak lagi sendiri.
Sejak perpisahan miris itu, sejak ia berkata akan selalu ‘menyayangiku’, ku pikir ia benar-benar menjaga ucapannya. Apa mungkin aku yang terlalu bodoh untuk mempercayainya? Huh?
Keputusannya untuk meninggalkan kota ini, dan pindah ke luar pulau, kurasa bukan ide yang buruk. Mungkin itu bisa membantuku untuk segera melupakannya. Untuk segera menghapus rasa rindu yang mengendap di hati.
Ya ! aku memang harus segera melupakannya. Benar-benar melupakannya. Semoga ini yang terbaik, kalau dia bisa melakukannya, kenapa aku tidak?
adeeg joint blogku juga yaah http://sayairma.blogspot.com/ makasih :)
BalasHapustp km ga joint aku :(
BalasHapusudaa dong :D
BalasHapusikan ikanan mu lucu looh, hahahah jadi suka main main aku di blogmu wkwk
BalasHapus