Bukan kali pertama aku
jauh dengan orangtua. Tapi ini kali pertama aku hidup sendiri. Tak ada kerabat
disini. Yang ada hanya saudara sesama muslim. Bagiku sama, aku sendiri. Berada
dalam sebuah kamar kos berukuran 3x3 meter bercat biru. Sebiru lautan. Dan
akulah sang karang, yang seharusnya kuat meski diterpa ombak.
Kadang aku kesepian,
aku merindu pada ibu yang telah melahirkanku ke dunia. Aku rindu pada ayah yang
dulu mengantarku ke sekolah. Aku rindu nenek yang senang memijit pundakku.
Ingin kutumpahkan
rindu ku pada keluarga besarku hari sabtu nanti. Tapi apa daya, aku hanyalah
“maba” begitu mereka menyebutnya, julukan untuk mahasiswa baru. Maba yang harus
mengikuti seluruh kegiatan yang sudah direncanakan kakak-kakak panitia OSPEK.
Harus kujelaskan, aku memang sudah melaksanakan OSPEK, tapi masih ada kegiatan
di setiap akhir pekan. Anggap saja ini bonus OSPEK.
“Hari minggu aku harus
pulang !!!” begitu gumamku setiap malam, setiap aku teringat akan ayah ibuku.
Semoga mereka memberiku celah untuk melangkah pulang, menikmati angin sore di
halaman rumah. Melihat debu di pojokan jendela ruang tamu rumahku, dan
merasakan masakan lezat buatan ibuku, atau mungkin masakan nenekku.
Pandanganku kembali
menatap langit-langit kamar kosku. Tapi ku tak ingin melamun. Lalu kuambil buku
kuliah, ku kerjakan soal-soal yang tertulis di dalamnya. Ku tak ingin melamun
dalam kesendirian.
Aku menanti hari
minggu tiba bertemankan tugas kuliah.
Comments:
Posting Komentar